Jakarta (UNAS) – Dalam rangka mendukung program Merdeka Belajar : Kampus Merdeka dan membantu sekolah terdampak pandemi Covid-19, pemerintah mengadakan program Kampus Mengajar Angkatan 1 Tahun 2021 dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk menjembatani kesulitan belajar di sekolah dasar baik secara daring maupung luring.
Yaitu mahasiswa S1 Informatika Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika Universitas Nasional (FTKI Unas) Richard Laurent telah menjadi peserta perwakilan yang mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 1 Tahun 2021. Jalan yang dilalui Richard dirasa cukup mudah. “Saya hanya mengirimkan data transkrip, surat rekomendasi, dan mencantumkan IPK saya pada saat pendaftaran,” ujarnya.
Kemudahan itu dirasakan karena sekarang ini wajah pendidikan Indonesia membutuhkan tangan muda untuk mengubah dan memperbaiki ketinggalan yang sekarang dialami karena pandemic Covid 19.
Pemilihan sekolah dasar berdasarkan kriteria 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan) yang mengalami tantangan belajar sementara para guru harus beradaptasi dengan teknologi dan berkreasi. Richard tergabung dalam kelompok yang berjumlah 7 anggota dan 1 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang diberikan tanggung jawab untuk membantu SDS St. Maria Imaculata, Jakarta Timur. Sayangnya, sekolah tersebut masih dalam zona merah sehingga Kepala Sekolah menyarankan pembelajaran secara daring.
Salah satu tujuan dari program ini adalah mahasiswa Kampus Mengajar akan membantu mereka mengubah tantangan menjadi harapan. Walaupun dengan keterbatasan kondisi, para mahasiswa tetap merencanakan program kerja yang akan dilaksanakna selama program berlangsung sejak tanggal 22 Maret – 25 Juni 2021.
“Proker yang disiapkan seperti, implementasi literasi dan numerasi, membantu mengurus data administrasi sekolah dan mengupgrade data di website Dinas Pendidikan Sekolah Dasar, Project Based Learning (PjBL), dan lainnya,” jelas Richard saat diwawancara oleh tim Humas Unas secara daring pada hari Selasa (13/4).
Dengan berkontribusi dalam program Kampus Merdeka, para mahasiswa akan mendapatkan bantuan seperti uang saku dan pengakuan konversi mata kuliah sebesar 12 SKS bagi mahasiswa terpilih. Melalui program ini, Richard merasa bahwa tidak hanya mengabdi untuk negeri tapi juga bisa menambah soft skill dan hard skill.
“Kampus Mengajar menurut saya merupakan Agent of Change yaitu generasi yang memberikan perubahan dan wadah bagi setiap individu atau para mahasiswa yang terpanggil mengabdi untuk negeri, untuk masyarakat dan adik-adik kita yang lokasinya di daerah tertinggal. Ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga,” ungkap Richard. (*ARS/MPR)