Showing 80 Result(s)

Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Korea, FBS UNAS Jalin Kerja Sama Dengan Hankuk University Of Foreign Studies

Jakarta (UNAS) – Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional (FBS UNAS) melakukan penandatanganan nota kerja sama dengan Hankuk University Of Foreign Studies Korea pada Jumat, (16/4). Kerja sama ini tertuang dalam Memorandum of Agreement (MoA) yang dilakukan oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Drs. Somadi, M.Pd. dan Direktur Jenderal KF Global E-School untuk Pendidikan Bahasa Korea Hankuk University Of Foreign Studies Dr. Yong, Heo. Kerja sama ini dilakukan terkait dengan peningkatan pembelajaran bahasa korea di UNAS.
“Kerja sama ini merupakan kesepakatan bersama antara Fakultas Bahasa dan Sastra dengan Hankuk University Of Foreign Studies Korea tentang pembelajaran bahasa korea di Universitas Nasional,” ujar Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Drs. Somadi, M.Pd. dalam keterangannya di Ruang Korean Culture Center UNAS.
Ia menambahkan bahwa melalui kerja sama ini memungkinkan para dosen Hankuk University untuk memberikan pembelajaran bahasa korea bagi mahasiswa UNAS. Selain itu, lanjut Somadi, nantinya pembelajaran juga akan dilengkapi oleh fasilitas pendukung berupa bahan ajar seperti buku dan pen audio.

Lebih lanjut, Ia juga menjelaskan bahwa kerja sama ini juga memungkinkan dilakukan nya pertukaran mahasiswa dengan sistem transfer kredit dan juga pertukaran dosen serta melakukan penelitian dan publikasi bersama. Ia juga mengatakan bahwa kerja sama ini dapat mendukung program kampus merdeka dan merdeka belajar di UNAS. “Jadi pembelajaran ini tidak sekedar bahasa korea tetapi akan dijadikan sebagai bagian dari kurikulum itu (kampus merdeka) kemudian dimasukkan kedalam SKS pembelajaran,” katanya.
Untuk program pembelajaran bahasa korea dari kerja sama ini, UNAS memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dari berbagai fakultas dan prodi untuk mengikuti program ini. Selama satu semester mahasiswa akan mempelajari bahasa dan budaya Korea. Setelah selesai, mahasiswa akan diseleksi dan dikirim ke Korea untuk belajar lebih lanjut di Hankuk University Of Foreign Studies atau program yang berbasis pembelajaran korean selama dua bulan.

Sementara itu, Kepala Divisi Kerjasama Luar Negeri KKI UNAS Dra. Inez Sapteno, M.A. mengatakan bahwa kesepakatan ini merupakan bentuk keberlanjutan kerja sama antara UNAS dengan Hankuk University Of Foreign Studies yang telah terjalin sejak 2011. Ia melanjutkan bahwa dengan kegiatan belajar bahasa dan budaya korea ini dapat memfasilitasi minat dari mahasiswa UNAS yang ingin belajar ke Korea.
Inez pun berharap kerja sama ini dapat terus berkembang dan dilanjutkan dengan studi-studi lain serta pertukaran mahasiswa dan dosen. “Jadi tidak berhenti dalam pengajaran bahasa korea saja tapi mungkin dengan pertukaran mahasiswa, mahasiswa UNAS pergi ke Hankuk Of Foreign Studies begitupun sebaliknya. Juga dosen-dosen bisa mengajar di sana begitu juga sebaliknya itu yang kita harapkan sehingga dapat memperkuat berbagai macam kerja sama baik untuk mahasiswa maupun dosen,” tuturnya. (*DMS/MPR)

Alumni Fakultas Biologi UNAS, Menjadi Figur Teladan Untuk Keanekaragaman Hayati

Jakarta (UNAS) – Menjadi kebanggaan bagi Perguruan Tinggi melihat lulusannya mampu memiliki sederet prestasi serta menjadi sosok yang dapat menginspirasi bagi orang lain. Salah satunya, Alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional (UNAS), Ahmad Baihaqi yang berkesempatan diwawancara oleh penerbit koran harian Kompas. Pria yang akrab dipanggil Abay ini masuk ke dalam rubrik Sosok yang terbit pada hari Senin (26/4/2021) dengan judul Kesetiaan untuk Keanekaragaman Hayati.
Ketertarikan Abay pada keanekaragaman hayati muncul saat ia mengemban masa studi S1 di Fakultas Biologi UNAS angkatan 2011. Melalui mata kuliah Biologi Konservasi, ia juga mendapatkan bimbingan dari para dosen. “Yang mengena, ibaratnya yang membimbing sehingga isu-isu terkait kelestarian keanekaragaman hayati menarik untuk lebih fokus ada bapak Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si., bapak Drs. Imran SL Tobing, M.Si., dan ibu Dr. Sri Suci Atmoko,” ujar Abay.

Saat diwawancara oleh tim Humas UNAS, Abay menyampaikan bahwa keanekaragaman hayati memiliki peran penting terhadap keseimbangan ekosistem yang juga akan berpengaruh bagi manusia. “Kalau tidak terjadi keseimbangan, nantinya yang mendapat dampaknya adalah manusia. Contoh, adanya tikus di lahan pertanian dapat dikontrol oleh burung hantu sehingga tetap bisa panen. Itu justru untuk manusia sangat penting dan juga lingkungan, maka dari itu perlu hidup harmonis dengan keanekaragaman hayati,” jelasnya.
Setelah lulus S1 di tahun 2015, Abay melanjutkan S2 di Program Studi Magister Biologi UNAS pada tahun 2016–2019. Di tengah masa kuliahnya, tahun 2014, Abay sudah aktif mengikuti kegiatan di luar kampus untuk mendalami ketertarikannya terhadap keanekaragaman hayati. Melalui kegiatan Biodiversity Warriors (BW) angkatan pertama yang diadakan oleh Yayasan Kehati, Abay aktif dalam setiap kegiatan.

Pada tahun 2015 ia dipercaya untuk menjadi Koordinator Capture Nature BW Kehati untuk mendata, mendokumentasi, dan mengidentifikasi potensi flora dan fauna di Ruang Terbuka Hijau Jakarta. Dari situ, Abay beserta tim yang salah satunya juga berkolaborasi dengan Fakultas Biologi UNAS telah menghasilkan buku bertajuk Geledah Jakarta, Menguak Potensi Keanekaragaman Hayati Ibu Kota.
Melalui keaktifan dan kecintaannya terhadap keanekaragaman hayati, pada tahun 2017, Abay beralih dari volunteer menjadi mentor. Sebagai staf Education and Outreach Yayasan Kehati, ia aktif membimbing mahasiswa pada program konservasi alam serta menjadi pembicara webinar untuk mengangkat isu terkait.

Sebagai penggerak pelestarian keanekaragaman hayati, Abay berharap semakin banyak masyarakat terutama generasi muda yang mau mengenal dan melestarikan keanekaragaman hayati. “Sebenarnya keanekaragaman hayati ada di sekitar kita, tidak hanya di hutan, tapi di dalam piring bahkan baju yang kita pakai dari kapas itu adalah keanekaragaman hayati. Tapi belum banyak orang yang aware. Nah ini penting banget untuk generasi muda untuk ikut mengarus utamakan isu-isu pelestarian keanekaragaman hayati secara berkelanjutan,” tuturnya.
Selain itu, Abay juga memotivasi para mahasiswa untuk tidak hanya berfokus pada bidang akademik namun juga mengimbangi dengan kegiatan yang dapat mendalami hard skill dan soft skill, pengaplikasian ilmu, dan memperluas jaringan. “Untuk karir itu nilai akademik penting tetapi kegiatan di luar kelas itu juga sangat penting untuk jaringan teman-teman saat nanti berkarya setelah jenjang perkuliahan karena harus seimbang nilai akademik dan kegiatan di luar kelas,” tutup Abay saat mengakhiri wawancara. (*ARS/MPR)

Untuk Tercapainya Lulusan Terbaik, UNAS Lakukan Coaching Clinic Progam MBKM

Jakarta (UNAS) – Peran Perguruan Tinggi sangat penting untuk mencetak para lulusan terbaik. Tidak hanya dibuktikan dengan nilai namun juga kompetensi untuk turut berperan dalam pembangunan bangsa. Universitas Nasional terus menyiapkan diri untuk menerapkan program Kemendikbud, Merdeka Belajar,Kampus Merdeka (MBKM) yang akan diberlakukan mulai Semester Ganjil 2021/2022.

Tim Implementasi MBKM Universitas Nasional menyelenggarakan roadshow coaching clinic kurikulum MBKM dan pembuatan CPL-OBE (Capaian Pembelajaran Lulusan – Outcome Based Education). Kegiatan ini ditujukkan untuk masing-masing Fakultas pada hari Senin-Jumat (24-28/5/2021).
Coaching ini sebagai tindak lanjut dari kebutuhan para dosen karena masih diperlukan pemahaman dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum yang akan menjadi dasar untuk mengembangkan masing-masing program studi. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Universitas Nasional, Dr. Suryono Efensi, S.E., MBA, MM.,. “ Mudah-mudahan dari pertemuan ini tidak ada bias terhadap pemahaman kurikulum MBKM. Program selanjutnya adalah membuat, mengevaluasi, atau menyempurnakan kurikulum MBKM beserta CPL-nya,” kata Suryono.

Saat implementasi kurikulum MBKM, setidaknya ada 8 skema pembelajaran yang dapat dipilih yaitu program magang, proyek di desa, pertukaran pelajar, penelitian, wirausaha, proyek independen, proyek kemanusiaan, dan mengajar di sekolah. “Lalu ke depannya kita akan memfasilitasi mahasiswa untuk bisa kuliah 20 SKS di program studi yang berbeda dalam satu perguruan tinggi dan 40 SKS di luar perguruan tinggi,” tambah Suryono saat memberikan sambutan pada pelaksanaan coaching yang bertempat di Ruang Seminar Selasar lantai 3, Universitas Nasional.
Narasumber pada pelaksanaan coaching hari Jumat (28/5), mengundang Dr. Heni Jusuf, S.Kom, M.Kom., yang juga sebagai dosen Fakultas Teknik & Sains Universitas Nasional. Ia menekankan bahwa kurikulum yang akan diterapkan harus disesuaikan juga dengan capaian profesi para lulusan. (*ARS/MPR)

P3M Pascasarjana UNAS Ajak UMKM Bangkit Di Masa Covid-19

Jakarta (UNAS) – Di tengah pandemi Covid-19, UMKM masih dipercaya mampu membantu ekonomi Indonesia bangkit. UMKM juga memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Maka dari itu dibutuhkan peran stakeholder untuk mendukung tumbuhnya wirausaha baru maupun mempertahankan yang sudah ada. Salah satunya dengan pelaksanaan pelatihan yang dibutuhkan dalam kewirausahaan.
P3M (Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Motivasi Kewirausahaan Saat Pandemi Covid-19, Bagi UMKM, Koperasi, dan Para Pendidik. Penyelenggaraan kegiatan dapat terlaksana atas kerja sama Universitas Nasional dengan Muamalat Institute.

Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada hari Selasa (8/6) dengan mengundang dua keynote speaker dan tiga narasumber serta dihadiri oleh setidaknya 100 peserta. Pada kesempatan pertama, Pendiri Bank Muamalat yang juga Wakil Ketua Baznas Dr. Zainulbahar Noor, S.E., M.Ec., menyampaikan bahwa motivasi kewirausahaan adalah sesuatu yang mutlak dan di dalamnya ada peran dari zakat.
“Seminar ini sangat penting karena dengan seminar ini bisa kita lihat apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan judulnya. Covid-19 membuat menjadi beban dan harus diatas dengan pemanfaatan zakat,” imbuh Zainulbahar yang juga menyampaikan program Baznas terkait perbantuan modal usaha.
Selanjutnya, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A., memaparkan bahwa dalam berwirausaha dibutuhkan nalar yang mempunyai kemampuan untuk merubah diri sendiri. “Wirausaha adalah sarana untuk maju, selama dia punya nalar dia punya potensi untuk memajukan dirinya,” tuturnya.

Ia juga berharap kerjasama ini bisa dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai macam kegiatan. Terkait dengan kepentingan Universitas Nasional sebagai lembaga pendidikan tinggi dan Muamalat Institute sebagai lembaga yang bergerak di bidang perbankan dan ingin mengembangkan sumber daya manusia di Universitas Nasional.
Mengundang praktisi wirausaha, Pemilik Azzura Honey Corp Drg. Deden Edi, M.M., membahas mengenai peluang usaha saat Covid-19 karena menurutnya ini menjadi hal yang penting bagaimana kita memanfaatkan masa Covid-19 ini menjadi sesuatu yang baik. “Bisnis dulu berbasis modal, sekarang berbasis kolaborasi. Jadi hampir semua usaha bagian dari kolaborasi,” ujarnya.

Deden menekankan bahwa dengan kolaborasi siapapun dapat berwirausaha. Dengan adanya kolaborasi, para pengusaha baik yang lama maupun pengusaha yang muda dapat menciptakan akses pasar sendiri dan bagaimana meningkatkan kemampuan dalam memasarkan produk tersebut.
Sejalan juga seperti yang disampaikan juga oleh Executive Director Muamalat Institute Anton Hardianto mengenai kolaborasi. Menurutnya kolaborasi menjadi kata kunci yang menarik dalam berwirausaha saat ini. “Kata kunci kolaborasi. Supplier dan buyer, yang namanya bisnis di dewasa ini harus berkolaborasi jadi ada di peron yang sama,” kata Anton.
Anton juga memaparkan data bahwa UKM memiliki kontribusi sebanyak 60% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Sehingga menurut Anton dibutuhkan pula dukungan dari stakeholder untuk mendorong produktifitas UKM agar dapat maju. Hal ini juga mampu menimbulkan multiple effect pada peningkatan nasional.

Tentu dalam berwirausaha tidak hanya perihal angka dan data namun juga etika dalam berwirausaha. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional Dr. Firdaus Syam, M.A., bahwa spirit kepercayaan dan kejujuran harus ditanamkan dari diri wirausahawan.
Selain itu, Firdaus juga mengingatkan bahwa dalam mengembangkan wirausaha dibutuhkan proses. “Karena memang wirausaha adalah suatu proses. Dari sikap seseorang dengan ketekunannya, dengan jiwa berkorbannya, dengan jiwa pahlawannya. Mampu menggerakan segenap potensi energi dia yang disalurkan ke dalam bentuk usaha baik dalam bentuk barang dan jasa yang memberikan keuntungan dan produktifitas,” jelas Firdaus.

Materi yang disampaikan ini saling bersinergi untuk dapat memotivasi tumbuhnya kepercayaan diri dalam berwirausaha. Kepala P3M Universitas Nasional, Dr. Robi Nurhadi, M.Si.,selaku moderator juga menyampaikan harapan atas terselenggaranya kegiatan ini, agar dapat memberikan satu kontribusi yang berbeda dengan pelatihan motivasi yang lain. “Bismillah, Universitas Nasional melalui Pascasarjana dan Muamalat Institure sebagai penyelenggara atas kegiatan ini ingin menduduki kontribusinya terhadap persoalan yang selama ini sedang kita hadapi terkait dengan Covid-19”, ujar Robi. (*ARS/MPR)

PPI UNAS RAIH AKREDITASI DARI UNITED NATIONS ENVIRONMENT PROGRAMME

Jakarta (UNAS) – Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI UNAS) berhasil meraih akreditasi dari United Nations Environment Programme (UNEP) sebagai pengamat untuk badan pengelola Program Lingkungan Persatuan Bangsa-Bangsa atau Governing Body of the United Nations Environment Programme. Akreditas ini disampaikan melalui surat akreditasi yang diserahkan kepada Ketua PPI Unas, Dr. Fachruddin M. Mangunjaya yang ditandatangani oleh Sekretaris Badan Pengatur UNEP, Jo Elis pada Senin, 29 Maret 2021.

Melalui surat akreditasi dengan nomor 650/2020, Badan Pengatur Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menyatakan telah melakukan penilaian dan pertimbangan terhadap dokumen dan informasi yang diberikan oleh PPI-UNAS. “Dengan hasil itu, UNEP memberikan akreditasi sebagai pengamat untuk badan pengelola Program Lingkungan PBB yang diubah namanya menjadi Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dari PBB,” demikian dinyatakan dalam surat akreditasi.

Dengan akreditasi ini, nantinya PPI UNAS akan bertindak sebagai pengamat untuk semua pertemuan dan sesi publik Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organ-organ di bawahnya. Dalam surat tersebut, dijelaskan juga bahwa sebagai organisasi terakreditasi, PPI UNAS diminta mengajukan laporan kegiatan ke Program Lingkungan PBB setiap empat tahun dan diserahkan ke Sekretariat Badan Pengatur.
Dikutip dari laman unep.org, akreditasi memberikan status konsultatif organisasi di Lingkungan PBB dalam aturan prosedur Majelis Lingkungan PBB. Selama sesi Majelis Lingkungan PBB, organisasi terakreditasi dapat berpartisipasi dalam diskusi pleno, komite seluruh dan konsultasi menteri sebagai pengamat, mengedarkan pernyataan tertulis kepada Pemerintah melalui Sekretariat Lingkungan PBB, dan membuat pernyataan lisan selama diskusi Majelis Lingkungan PBB.

PPI UNAS atau Center for Islamic Studies atau merupakan salah satu pusat studi yang ada di Universitas Nasional. Lembaga ini dicanangkan pendiriannya pada 30 Jumadil Awwal 1405 H atau bertepatan dengan 20 Februari 1985, dan diresmikan oleh Rektor Universitas Nasional Prof. Dr. Mr. Sutan Takdir Alisyahbana bersama Menteri Agama RI H. Munawir Sadjali, MA.
Pusat Pengajian Islam (PPI) berkonsentrasi pada kajian kontemporer tentang tantangan Islam terkini, terutama dalam kaitan dengan Perspektif Islam dalam lingkungan hidup, konservasi alam dan perubahan iklim. PPI Unas juga berusaha membangun jembatan penghubung antara para ahli dan tokoh dengan komunitas Muslim serta ilmuwan dan praktisi lingkungan demi kebaikan manusia dan planet ini.

Selain itu, PPI UNAS juga memiliki visi untuk mendorong integrasi pemikiran Islam dan kajian ilmiah serta berkontribusi pada inisiatif lokal, nasional, regional dan internasional tentang Islam dan lingkungan. Pusat studi ini juga terbuka untuk kegiatan yang bersifat akademis dan kajian-kajian tentang pemikiran Islam baik klasik maupun kajian pemikiran Islam modern yang bersifat sebagai landasan praksis dan sumbangan lembaga pemikiran (think thank). (*DMS / MPR UNAS)

Perkuat Kerjasama Akademis, SPS UNAS Bertandang Ke Ukraina

Jakarta (UNAS) – Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional (SPs. UNAS) melakukan lawatan akademis ketiga universitas di Ukraina pada Senin-Sabtu (15-20/3). Lawatan tersebut guna membahas realisasi kerjasama antar Universitas. Adapun tiga universitas yang kunjungi yaitu Polissya National University (PNU), Kyiv National University of Taras Shevchenko, dan Kyiv International University (KIU).

Dalam lawatan akademis rombongan delegasi Sekolah Pascasarjana Unas ini terdiri dari Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A., Dr. Firdaus Syam, M.A. Dr. TB Massa Djafar M.Si., Dr. Rusman Ghazali, M.A.P., Dr. Alfan Alfian, M.Si., Dr. Erna Chotim, M.Si., Dr. Sukardi, M.Hum. dan Dr. Robi Nurhadi, M.Si. (Selaku Koordinator Tim Delegasi).

Pada lawatan akademis pertama, Delegasi Sekolah Pascasarjana Unas mengunjungi Polissya National University di kota Zhytomir, pada 15 Maret 2021. Dengan didampingi oleh Dubes RI Kyiv, Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi. Delegasi Unas diterima dengan hangat oleh Rektor Polissya National University, Prof. Dr. Oleg Skydan yang didampingi Wakil Rektor, Prof. Dr. Lyudmyla Romanchuk, Kepala Kerjasama Internasional Mr. Pavlo Poplavskiy. Pada kesempatan tersebut, kedua belah pihak membahas tentang realisasi kerja sama antar universitas yang telah ditandatangani bulan Oktober 2020 lalu.

Pada lawatannya hari kedua, rombongan delegasi mengunjungi Kyiv National University of Taras Shevchenko. Pada lawatan ini, delegasi diterima oleh Kepala Bagian Kerjasama Internasional, Mr. Andriy Kravchenko. Dalam pertemuan ini, delegasi UNAS juga membicarakan rencana realisasi kerjasama akademis dengan universitas ini.

Selanjutnya, pada 17 Maret 2021 lawatan ketiga dilaksanakan dengan mengunjungi Kyiv International University (KIU). Delegasi UNAS disambut oleh Rektor KIU, Prof. Dr. Khachatur Khachaturyan. Dalam kunjungannya ke KIU, delegasi melakukan dialog akademis dengan para pimpinan universitas. Selain itu, delegasi juga berkesempatan menyampaikan paparan ilmiah tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan kaitannya dengan pembangunan di hadapan mahasiswa dan civitas akademika.

“Selama lima hari, Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional melakukan kegiatan lawatan akademis ke tiga universitas di Ukraina. Selain itu, delegasi juga melakukan kunjungan ke dua komunitas muslim di negara tersebut dan hadir sebagai pembicara pada seminar tentang demokrasi. Selain Ukraina, lawatan akademis Sekolah Pascasarjana Unas juga melakukan kunjungan ke Ankara University di Turki,” ujar Direktur Pascasarjana UNAS, Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A. dalam keterangannya.

Kunjungan ke dua komunitas Muslim Ukraina dilakukan pada 18 Maret 2021, yaitu Clerical Board of Ukraine’s Muslims’ (DUMU) Ar Rahmah Religious Administration of Muslims of Ukraine UMMA. “Pada kedua kunjungan ini, Delegasi SPs.Unas berdialog mengenai perkembangan Islam di Ukraina dan potensi kerja sama pendidikan yang dapat dijalin dengan Universitas Islam yang akan berdiri di Ukraina,” ungkapnya.

“Kunjungan delegasi Sekolah Pascasarjana Unas ini selain untuk mempererat kerjasama antar perguruan tinggi Indonesia – Ukraina, juga sebagai bagian dari peningkatan citra positif Indonesia sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia,” ucap Maswadi.

Rangkaian lawatan akademis yang dilaksanakan oleh Delegasi Sekolah Pascasarjana Unas ke Ukraina ini, juga diisi dengan kegiatan seminar internasional dengan tema “Experience of Democratization in Indonesia”. Kegiatan ini merupakan implementasi kerjasama antara Sekolah Pascasarjana Unas dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kyiv dan universitas mitranya.

Bertempat di KBRI Kyiv, Seminar ini diselenggarakan pada 19 Maret 2021. Acara dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kyiv, Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi dan Direktur Sekolah Pascasarjana UNAS, Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A.

Turut hadir sebagai narasumber Dr. Alfan Alfian dan Dr. TB Massa Djafar dari Sekolah Pascasarjana UNAS. Selain itu, hadir pula Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKSAP DPR RI) Dr. Fadli Zon dan Direktur Pusat Bahasa dan Sastra Indonesia Kyiv National University of Taras Shevchenko, Dr. Prabowo Himawan dan Calon Dubes Ukraina untuk Indonesia, Mr. Vasyl Hamyanin

Dalam pemaparannya, Calon Dubes Ukraina untuk Indonesia, Mr. Vasyl Hamyanin menyampaikan bahwa pertukaran pengalaman dan best practices antara Indonesia dan Ukraina sangat penting dalam praktek berdemokrasi.

Sementara itu, Dr. Alfan Alfian turut menyampaikan proses demokratisasi Indonesia dari masa kemerdekaan sampai dengan masa reformasi 1998 dan situasi Indonesia demokrasi di Indonesia kini dan prospek di masa depan. Pembicara lain, Dr. TB Massa Djafar menyampaikan mengenai proses demokrasi di Indonesia yang dikaitkan dengan kearifan lokal, khususnya konsep musyawarah yang menekankan pada asas manfaat bagi kepentingan bersama.

Dr. Prabowo Himawan dalam paparannya menyampaikan proses perjalanan demokrasi Ukraina mulai dari adanya tradisi demokrasi yang dinamakan veche di zaman Kiev Rus hingga pasca Revolusi Kelayakan (Revolusi Maydan) dan membandingkannya dengan proses demokratisasi di Indonesia menurut standar penilaian Freedom House dan The Economist Intelligence Unit.

Pembicara tamu, Dr. Fadli Zon menyampaikan mengenai demokrasi di Indonesia dalam kaitannya dengan peran Indonesia di dunia internasional, terutama peran BKSAP DPR RI dalam membawa isu-isu demokrasi di kancah parlementer global.

“Penyelenggaraan seminar ini merupakan bagian dari upaya KBRI Kyiv untuk lebih memperkenalkan Indonesia, khususnya nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia kepada publik Ukraina. Ini merupakan bagian dari peningkatan citra positif Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dimana Islam dan demokrasi dapat berjalan berdampingan,” kata Maswadi. (DMS/MPR UNAS)