Showing 4 Result(s)

Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Korea, FBS UNAS Jalin Kerja Sama Dengan Hankuk University Of Foreign Studies

Jakarta (UNAS) – Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional (FBS UNAS) melakukan penandatanganan nota kerja sama dengan Hankuk University Of Foreign Studies Korea pada Jumat, (16/4). Kerja sama ini tertuang dalam Memorandum of Agreement (MoA) yang dilakukan oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Drs. Somadi, M.Pd. dan Direktur Jenderal KF Global E-School untuk Pendidikan Bahasa Korea Hankuk University Of Foreign Studies Dr. Yong, Heo. Kerja sama ini dilakukan terkait dengan peningkatan pembelajaran bahasa korea di UNAS.
“Kerja sama ini merupakan kesepakatan bersama antara Fakultas Bahasa dan Sastra dengan Hankuk University Of Foreign Studies Korea tentang pembelajaran bahasa korea di Universitas Nasional,” ujar Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Drs. Somadi, M.Pd. dalam keterangannya di Ruang Korean Culture Center UNAS.
Ia menambahkan bahwa melalui kerja sama ini memungkinkan para dosen Hankuk University untuk memberikan pembelajaran bahasa korea bagi mahasiswa UNAS. Selain itu, lanjut Somadi, nantinya pembelajaran juga akan dilengkapi oleh fasilitas pendukung berupa bahan ajar seperti buku dan pen audio.

Lebih lanjut, Ia juga menjelaskan bahwa kerja sama ini juga memungkinkan dilakukan nya pertukaran mahasiswa dengan sistem transfer kredit dan juga pertukaran dosen serta melakukan penelitian dan publikasi bersama. Ia juga mengatakan bahwa kerja sama ini dapat mendukung program kampus merdeka dan merdeka belajar di UNAS. “Jadi pembelajaran ini tidak sekedar bahasa korea tetapi akan dijadikan sebagai bagian dari kurikulum itu (kampus merdeka) kemudian dimasukkan kedalam SKS pembelajaran,” katanya.
Untuk program pembelajaran bahasa korea dari kerja sama ini, UNAS memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dari berbagai fakultas dan prodi untuk mengikuti program ini. Selama satu semester mahasiswa akan mempelajari bahasa dan budaya Korea. Setelah selesai, mahasiswa akan diseleksi dan dikirim ke Korea untuk belajar lebih lanjut di Hankuk University Of Foreign Studies atau program yang berbasis pembelajaran korean selama dua bulan.

Sementara itu, Kepala Divisi Kerjasama Luar Negeri KKI UNAS Dra. Inez Sapteno, M.A. mengatakan bahwa kesepakatan ini merupakan bentuk keberlanjutan kerja sama antara UNAS dengan Hankuk University Of Foreign Studies yang telah terjalin sejak 2011. Ia melanjutkan bahwa dengan kegiatan belajar bahasa dan budaya korea ini dapat memfasilitasi minat dari mahasiswa UNAS yang ingin belajar ke Korea.
Inez pun berharap kerja sama ini dapat terus berkembang dan dilanjutkan dengan studi-studi lain serta pertukaran mahasiswa dan dosen. “Jadi tidak berhenti dalam pengajaran bahasa korea saja tapi mungkin dengan pertukaran mahasiswa, mahasiswa UNAS pergi ke Hankuk Of Foreign Studies begitupun sebaliknya. Juga dosen-dosen bisa mengajar di sana begitu juga sebaliknya itu yang kita harapkan sehingga dapat memperkuat berbagai macam kerja sama baik untuk mahasiswa maupun dosen,” tuturnya. (*DMS/MPR)

Alumni Fakultas Biologi UNAS, Menjadi Figur Teladan Untuk Keanekaragaman Hayati

Jakarta (UNAS) – Menjadi kebanggaan bagi Perguruan Tinggi melihat lulusannya mampu memiliki sederet prestasi serta menjadi sosok yang dapat menginspirasi bagi orang lain. Salah satunya, Alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional (UNAS), Ahmad Baihaqi yang berkesempatan diwawancara oleh penerbit koran harian Kompas. Pria yang akrab dipanggil Abay ini masuk ke dalam rubrik Sosok yang terbit pada hari Senin (26/4/2021) dengan judul Kesetiaan untuk Keanekaragaman Hayati.
Ketertarikan Abay pada keanekaragaman hayati muncul saat ia mengemban masa studi S1 di Fakultas Biologi UNAS angkatan 2011. Melalui mata kuliah Biologi Konservasi, ia juga mendapatkan bimbingan dari para dosen. “Yang mengena, ibaratnya yang membimbing sehingga isu-isu terkait kelestarian keanekaragaman hayati menarik untuk lebih fokus ada bapak Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si., bapak Drs. Imran SL Tobing, M.Si., dan ibu Dr. Sri Suci Atmoko,” ujar Abay.

Saat diwawancara oleh tim Humas UNAS, Abay menyampaikan bahwa keanekaragaman hayati memiliki peran penting terhadap keseimbangan ekosistem yang juga akan berpengaruh bagi manusia. “Kalau tidak terjadi keseimbangan, nantinya yang mendapat dampaknya adalah manusia. Contoh, adanya tikus di lahan pertanian dapat dikontrol oleh burung hantu sehingga tetap bisa panen. Itu justru untuk manusia sangat penting dan juga lingkungan, maka dari itu perlu hidup harmonis dengan keanekaragaman hayati,” jelasnya.
Setelah lulus S1 di tahun 2015, Abay melanjutkan S2 di Program Studi Magister Biologi UNAS pada tahun 2016–2019. Di tengah masa kuliahnya, tahun 2014, Abay sudah aktif mengikuti kegiatan di luar kampus untuk mendalami ketertarikannya terhadap keanekaragaman hayati. Melalui kegiatan Biodiversity Warriors (BW) angkatan pertama yang diadakan oleh Yayasan Kehati, Abay aktif dalam setiap kegiatan.

Pada tahun 2015 ia dipercaya untuk menjadi Koordinator Capture Nature BW Kehati untuk mendata, mendokumentasi, dan mengidentifikasi potensi flora dan fauna di Ruang Terbuka Hijau Jakarta. Dari situ, Abay beserta tim yang salah satunya juga berkolaborasi dengan Fakultas Biologi UNAS telah menghasilkan buku bertajuk Geledah Jakarta, Menguak Potensi Keanekaragaman Hayati Ibu Kota.
Melalui keaktifan dan kecintaannya terhadap keanekaragaman hayati, pada tahun 2017, Abay beralih dari volunteer menjadi mentor. Sebagai staf Education and Outreach Yayasan Kehati, ia aktif membimbing mahasiswa pada program konservasi alam serta menjadi pembicara webinar untuk mengangkat isu terkait.

Sebagai penggerak pelestarian keanekaragaman hayati, Abay berharap semakin banyak masyarakat terutama generasi muda yang mau mengenal dan melestarikan keanekaragaman hayati. “Sebenarnya keanekaragaman hayati ada di sekitar kita, tidak hanya di hutan, tapi di dalam piring bahkan baju yang kita pakai dari kapas itu adalah keanekaragaman hayati. Tapi belum banyak orang yang aware. Nah ini penting banget untuk generasi muda untuk ikut mengarus utamakan isu-isu pelestarian keanekaragaman hayati secara berkelanjutan,” tuturnya.
Selain itu, Abay juga memotivasi para mahasiswa untuk tidak hanya berfokus pada bidang akademik namun juga mengimbangi dengan kegiatan yang dapat mendalami hard skill dan soft skill, pengaplikasian ilmu, dan memperluas jaringan. “Untuk karir itu nilai akademik penting tetapi kegiatan di luar kelas itu juga sangat penting untuk jaringan teman-teman saat nanti berkarya setelah jenjang perkuliahan karena harus seimbang nilai akademik dan kegiatan di luar kelas,” tutup Abay saat mengakhiri wawancara. (*ARS/MPR)

Untuk Tercapainya Lulusan Terbaik, UNAS Lakukan Coaching Clinic Progam MBKM

Jakarta (UNAS) – Peran Perguruan Tinggi sangat penting untuk mencetak para lulusan terbaik. Tidak hanya dibuktikan dengan nilai namun juga kompetensi untuk turut berperan dalam pembangunan bangsa. Universitas Nasional terus menyiapkan diri untuk menerapkan program Kemendikbud, Merdeka Belajar,Kampus Merdeka (MBKM) yang akan diberlakukan mulai Semester Ganjil 2021/2022.

Tim Implementasi MBKM Universitas Nasional menyelenggarakan roadshow coaching clinic kurikulum MBKM dan pembuatan CPL-OBE (Capaian Pembelajaran Lulusan – Outcome Based Education). Kegiatan ini ditujukkan untuk masing-masing Fakultas pada hari Senin-Jumat (24-28/5/2021).
Coaching ini sebagai tindak lanjut dari kebutuhan para dosen karena masih diperlukan pemahaman dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum yang akan menjadi dasar untuk mengembangkan masing-masing program studi. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Universitas Nasional, Dr. Suryono Efensi, S.E., MBA, MM.,. “ Mudah-mudahan dari pertemuan ini tidak ada bias terhadap pemahaman kurikulum MBKM. Program selanjutnya adalah membuat, mengevaluasi, atau menyempurnakan kurikulum MBKM beserta CPL-nya,” kata Suryono.

Saat implementasi kurikulum MBKM, setidaknya ada 8 skema pembelajaran yang dapat dipilih yaitu program magang, proyek di desa, pertukaran pelajar, penelitian, wirausaha, proyek independen, proyek kemanusiaan, dan mengajar di sekolah. “Lalu ke depannya kita akan memfasilitasi mahasiswa untuk bisa kuliah 20 SKS di program studi yang berbeda dalam satu perguruan tinggi dan 40 SKS di luar perguruan tinggi,” tambah Suryono saat memberikan sambutan pada pelaksanaan coaching yang bertempat di Ruang Seminar Selasar lantai 3, Universitas Nasional.
Narasumber pada pelaksanaan coaching hari Jumat (28/5), mengundang Dr. Heni Jusuf, S.Kom, M.Kom., yang juga sebagai dosen Fakultas Teknik & Sains Universitas Nasional. Ia menekankan bahwa kurikulum yang akan diterapkan harus disesuaikan juga dengan capaian profesi para lulusan. (*ARS/MPR)

P3M Pascasarjana UNAS Ajak UMKM Bangkit Di Masa Covid-19

Jakarta (UNAS) – Di tengah pandemi Covid-19, UMKM masih dipercaya mampu membantu ekonomi Indonesia bangkit. UMKM juga memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Maka dari itu dibutuhkan peran stakeholder untuk mendukung tumbuhnya wirausaha baru maupun mempertahankan yang sudah ada. Salah satunya dengan pelaksanaan pelatihan yang dibutuhkan dalam kewirausahaan.
P3M (Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Motivasi Kewirausahaan Saat Pandemi Covid-19, Bagi UMKM, Koperasi, dan Para Pendidik. Penyelenggaraan kegiatan dapat terlaksana atas kerja sama Universitas Nasional dengan Muamalat Institute.

Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada hari Selasa (8/6) dengan mengundang dua keynote speaker dan tiga narasumber serta dihadiri oleh setidaknya 100 peserta. Pada kesempatan pertama, Pendiri Bank Muamalat yang juga Wakil Ketua Baznas Dr. Zainulbahar Noor, S.E., M.Ec., menyampaikan bahwa motivasi kewirausahaan adalah sesuatu yang mutlak dan di dalamnya ada peran dari zakat.
“Seminar ini sangat penting karena dengan seminar ini bisa kita lihat apa yang bisa kita lakukan sesuai dengan judulnya. Covid-19 membuat menjadi beban dan harus diatas dengan pemanfaatan zakat,” imbuh Zainulbahar yang juga menyampaikan program Baznas terkait perbantuan modal usaha.
Selanjutnya, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A., memaparkan bahwa dalam berwirausaha dibutuhkan nalar yang mempunyai kemampuan untuk merubah diri sendiri. “Wirausaha adalah sarana untuk maju, selama dia punya nalar dia punya potensi untuk memajukan dirinya,” tuturnya.

Ia juga berharap kerjasama ini bisa dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai macam kegiatan. Terkait dengan kepentingan Universitas Nasional sebagai lembaga pendidikan tinggi dan Muamalat Institute sebagai lembaga yang bergerak di bidang perbankan dan ingin mengembangkan sumber daya manusia di Universitas Nasional.
Mengundang praktisi wirausaha, Pemilik Azzura Honey Corp Drg. Deden Edi, M.M., membahas mengenai peluang usaha saat Covid-19 karena menurutnya ini menjadi hal yang penting bagaimana kita memanfaatkan masa Covid-19 ini menjadi sesuatu yang baik. “Bisnis dulu berbasis modal, sekarang berbasis kolaborasi. Jadi hampir semua usaha bagian dari kolaborasi,” ujarnya.

Deden menekankan bahwa dengan kolaborasi siapapun dapat berwirausaha. Dengan adanya kolaborasi, para pengusaha baik yang lama maupun pengusaha yang muda dapat menciptakan akses pasar sendiri dan bagaimana meningkatkan kemampuan dalam memasarkan produk tersebut.
Sejalan juga seperti yang disampaikan juga oleh Executive Director Muamalat Institute Anton Hardianto mengenai kolaborasi. Menurutnya kolaborasi menjadi kata kunci yang menarik dalam berwirausaha saat ini. “Kata kunci kolaborasi. Supplier dan buyer, yang namanya bisnis di dewasa ini harus berkolaborasi jadi ada di peron yang sama,” kata Anton.
Anton juga memaparkan data bahwa UKM memiliki kontribusi sebanyak 60% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Sehingga menurut Anton dibutuhkan pula dukungan dari stakeholder untuk mendorong produktifitas UKM agar dapat maju. Hal ini juga mampu menimbulkan multiple effect pada peningkatan nasional.

Tentu dalam berwirausaha tidak hanya perihal angka dan data namun juga etika dalam berwirausaha. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional Dr. Firdaus Syam, M.A., bahwa spirit kepercayaan dan kejujuran harus ditanamkan dari diri wirausahawan.
Selain itu, Firdaus juga mengingatkan bahwa dalam mengembangkan wirausaha dibutuhkan proses. “Karena memang wirausaha adalah suatu proses. Dari sikap seseorang dengan ketekunannya, dengan jiwa berkorbannya, dengan jiwa pahlawannya. Mampu menggerakan segenap potensi energi dia yang disalurkan ke dalam bentuk usaha baik dalam bentuk barang dan jasa yang memberikan keuntungan dan produktifitas,” jelas Firdaus.

Materi yang disampaikan ini saling bersinergi untuk dapat memotivasi tumbuhnya kepercayaan diri dalam berwirausaha. Kepala P3M Universitas Nasional, Dr. Robi Nurhadi, M.Si.,selaku moderator juga menyampaikan harapan atas terselenggaranya kegiatan ini, agar dapat memberikan satu kontribusi yang berbeda dengan pelatihan motivasi yang lain. “Bismillah, Universitas Nasional melalui Pascasarjana dan Muamalat Institure sebagai penyelenggara atas kegiatan ini ingin menduduki kontribusinya terhadap persoalan yang selama ini sedang kita hadapi terkait dengan Covid-19”, ujar Robi. (*ARS/MPR)