Showing 2 Result(s)

PPI UNAS RAIH AKREDITASI DARI UNITED NATIONS ENVIRONMENT PROGRAMME

Jakarta (UNAS) – Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI UNAS) berhasil meraih akreditasi dari United Nations Environment Programme (UNEP) sebagai pengamat untuk badan pengelola Program Lingkungan Persatuan Bangsa-Bangsa atau Governing Body of the United Nations Environment Programme. Akreditas ini disampaikan melalui surat akreditasi yang diserahkan kepada Ketua PPI Unas, Dr. Fachruddin M. Mangunjaya yang ditandatangani oleh Sekretaris Badan Pengatur UNEP, Jo Elis pada Senin, 29 Maret 2021.

Melalui surat akreditasi dengan nomor 650/2020, Badan Pengatur Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menyatakan telah melakukan penilaian dan pertimbangan terhadap dokumen dan informasi yang diberikan oleh PPI-UNAS. “Dengan hasil itu, UNEP memberikan akreditasi sebagai pengamat untuk badan pengelola Program Lingkungan PBB yang diubah namanya menjadi Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dari PBB,” demikian dinyatakan dalam surat akreditasi.

Dengan akreditasi ini, nantinya PPI UNAS akan bertindak sebagai pengamat untuk semua pertemuan dan sesi publik Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organ-organ di bawahnya. Dalam surat tersebut, dijelaskan juga bahwa sebagai organisasi terakreditasi, PPI UNAS diminta mengajukan laporan kegiatan ke Program Lingkungan PBB setiap empat tahun dan diserahkan ke Sekretariat Badan Pengatur.
Dikutip dari laman unep.org, akreditasi memberikan status konsultatif organisasi di Lingkungan PBB dalam aturan prosedur Majelis Lingkungan PBB. Selama sesi Majelis Lingkungan PBB, organisasi terakreditasi dapat berpartisipasi dalam diskusi pleno, komite seluruh dan konsultasi menteri sebagai pengamat, mengedarkan pernyataan tertulis kepada Pemerintah melalui Sekretariat Lingkungan PBB, dan membuat pernyataan lisan selama diskusi Majelis Lingkungan PBB.

PPI UNAS atau Center for Islamic Studies atau merupakan salah satu pusat studi yang ada di Universitas Nasional. Lembaga ini dicanangkan pendiriannya pada 30 Jumadil Awwal 1405 H atau bertepatan dengan 20 Februari 1985, dan diresmikan oleh Rektor Universitas Nasional Prof. Dr. Mr. Sutan Takdir Alisyahbana bersama Menteri Agama RI H. Munawir Sadjali, MA.
Pusat Pengajian Islam (PPI) berkonsentrasi pada kajian kontemporer tentang tantangan Islam terkini, terutama dalam kaitan dengan Perspektif Islam dalam lingkungan hidup, konservasi alam dan perubahan iklim. PPI Unas juga berusaha membangun jembatan penghubung antara para ahli dan tokoh dengan komunitas Muslim serta ilmuwan dan praktisi lingkungan demi kebaikan manusia dan planet ini.

Selain itu, PPI UNAS juga memiliki visi untuk mendorong integrasi pemikiran Islam dan kajian ilmiah serta berkontribusi pada inisiatif lokal, nasional, regional dan internasional tentang Islam dan lingkungan. Pusat studi ini juga terbuka untuk kegiatan yang bersifat akademis dan kajian-kajian tentang pemikiran Islam baik klasik maupun kajian pemikiran Islam modern yang bersifat sebagai landasan praksis dan sumbangan lembaga pemikiran (think thank). (*DMS / MPR UNAS)

Perkuat Kerjasama Akademis, SPS UNAS Bertandang Ke Ukraina

Jakarta (UNAS) – Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional (SPs. UNAS) melakukan lawatan akademis ketiga universitas di Ukraina pada Senin-Sabtu (15-20/3). Lawatan tersebut guna membahas realisasi kerjasama antar Universitas. Adapun tiga universitas yang kunjungi yaitu Polissya National University (PNU), Kyiv National University of Taras Shevchenko, dan Kyiv International University (KIU).

Dalam lawatan akademis rombongan delegasi Sekolah Pascasarjana Unas ini terdiri dari Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A., Dr. Firdaus Syam, M.A. Dr. TB Massa Djafar M.Si., Dr. Rusman Ghazali, M.A.P., Dr. Alfan Alfian, M.Si., Dr. Erna Chotim, M.Si., Dr. Sukardi, M.Hum. dan Dr. Robi Nurhadi, M.Si. (Selaku Koordinator Tim Delegasi).

Pada lawatan akademis pertama, Delegasi Sekolah Pascasarjana Unas mengunjungi Polissya National University di kota Zhytomir, pada 15 Maret 2021. Dengan didampingi oleh Dubes RI Kyiv, Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi. Delegasi Unas diterima dengan hangat oleh Rektor Polissya National University, Prof. Dr. Oleg Skydan yang didampingi Wakil Rektor, Prof. Dr. Lyudmyla Romanchuk, Kepala Kerjasama Internasional Mr. Pavlo Poplavskiy. Pada kesempatan tersebut, kedua belah pihak membahas tentang realisasi kerja sama antar universitas yang telah ditandatangani bulan Oktober 2020 lalu.

Pada lawatannya hari kedua, rombongan delegasi mengunjungi Kyiv National University of Taras Shevchenko. Pada lawatan ini, delegasi diterima oleh Kepala Bagian Kerjasama Internasional, Mr. Andriy Kravchenko. Dalam pertemuan ini, delegasi UNAS juga membicarakan rencana realisasi kerjasama akademis dengan universitas ini.

Selanjutnya, pada 17 Maret 2021 lawatan ketiga dilaksanakan dengan mengunjungi Kyiv International University (KIU). Delegasi UNAS disambut oleh Rektor KIU, Prof. Dr. Khachatur Khachaturyan. Dalam kunjungannya ke KIU, delegasi melakukan dialog akademis dengan para pimpinan universitas. Selain itu, delegasi juga berkesempatan menyampaikan paparan ilmiah tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan kaitannya dengan pembangunan di hadapan mahasiswa dan civitas akademika.

“Selama lima hari, Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional melakukan kegiatan lawatan akademis ke tiga universitas di Ukraina. Selain itu, delegasi juga melakukan kunjungan ke dua komunitas muslim di negara tersebut dan hadir sebagai pembicara pada seminar tentang demokrasi. Selain Ukraina, lawatan akademis Sekolah Pascasarjana Unas juga melakukan kunjungan ke Ankara University di Turki,” ujar Direktur Pascasarjana UNAS, Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A. dalam keterangannya.

Kunjungan ke dua komunitas Muslim Ukraina dilakukan pada 18 Maret 2021, yaitu Clerical Board of Ukraine’s Muslims’ (DUMU) Ar Rahmah Religious Administration of Muslims of Ukraine UMMA. “Pada kedua kunjungan ini, Delegasi SPs.Unas berdialog mengenai perkembangan Islam di Ukraina dan potensi kerja sama pendidikan yang dapat dijalin dengan Universitas Islam yang akan berdiri di Ukraina,” ungkapnya.

“Kunjungan delegasi Sekolah Pascasarjana Unas ini selain untuk mempererat kerjasama antar perguruan tinggi Indonesia – Ukraina, juga sebagai bagian dari peningkatan citra positif Indonesia sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia,” ucap Maswadi.

Rangkaian lawatan akademis yang dilaksanakan oleh Delegasi Sekolah Pascasarjana Unas ke Ukraina ini, juga diisi dengan kegiatan seminar internasional dengan tema “Experience of Democratization in Indonesia”. Kegiatan ini merupakan implementasi kerjasama antara Sekolah Pascasarjana Unas dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kyiv dan universitas mitranya.

Bertempat di KBRI Kyiv, Seminar ini diselenggarakan pada 19 Maret 2021. Acara dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kyiv, Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi dan Direktur Sekolah Pascasarjana UNAS, Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A.

Turut hadir sebagai narasumber Dr. Alfan Alfian dan Dr. TB Massa Djafar dari Sekolah Pascasarjana UNAS. Selain itu, hadir pula Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKSAP DPR RI) Dr. Fadli Zon dan Direktur Pusat Bahasa dan Sastra Indonesia Kyiv National University of Taras Shevchenko, Dr. Prabowo Himawan dan Calon Dubes Ukraina untuk Indonesia, Mr. Vasyl Hamyanin

Dalam pemaparannya, Calon Dubes Ukraina untuk Indonesia, Mr. Vasyl Hamyanin menyampaikan bahwa pertukaran pengalaman dan best practices antara Indonesia dan Ukraina sangat penting dalam praktek berdemokrasi.

Sementara itu, Dr. Alfan Alfian turut menyampaikan proses demokratisasi Indonesia dari masa kemerdekaan sampai dengan masa reformasi 1998 dan situasi Indonesia demokrasi di Indonesia kini dan prospek di masa depan. Pembicara lain, Dr. TB Massa Djafar menyampaikan mengenai proses demokrasi di Indonesia yang dikaitkan dengan kearifan lokal, khususnya konsep musyawarah yang menekankan pada asas manfaat bagi kepentingan bersama.

Dr. Prabowo Himawan dalam paparannya menyampaikan proses perjalanan demokrasi Ukraina mulai dari adanya tradisi demokrasi yang dinamakan veche di zaman Kiev Rus hingga pasca Revolusi Kelayakan (Revolusi Maydan) dan membandingkannya dengan proses demokratisasi di Indonesia menurut standar penilaian Freedom House dan The Economist Intelligence Unit.

Pembicara tamu, Dr. Fadli Zon menyampaikan mengenai demokrasi di Indonesia dalam kaitannya dengan peran Indonesia di dunia internasional, terutama peran BKSAP DPR RI dalam membawa isu-isu demokrasi di kancah parlementer global.

“Penyelenggaraan seminar ini merupakan bagian dari upaya KBRI Kyiv untuk lebih memperkenalkan Indonesia, khususnya nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia kepada publik Ukraina. Ini merupakan bagian dari peningkatan citra positif Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, dimana Islam dan demokrasi dapat berjalan berdampingan,” kata Maswadi. (DMS/MPR UNAS)